Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia ada angka kematian ibu sebesar 500.000 orang per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 orang per tahun. Angka kematian ibu dan bayi yang terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99%. Meski jumlahnya sangat besar akan tetapi tidak menarik perhatian publik disebabkan karena kejadiannya global, berbeda halnya dengan kematian yang diakibatkan bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya atau korban kecelakaan. Sebenamya kematian ibu dan bayi memiliki peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, pihak swasta, dan badan sosial lainnya.WHO memperkirakan bahwa jika ibu hanya melahirkan rata-rata dari 3 bayi, maka kematian bisa menjadi 300.000 dan angka kematian bayi dari 5,600,000 per tahun. Distribusi kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 kelahiran hidup. Meskipun upaya intensif dan ditambah dengan menurunnya tingkat kematian ibu dan bayi di masing-masing rumah sakit, masih menyisakan kematian ibu kurang lebih antara 390 / 100.000 dan bayi yang mati sekitar 56 / 10,000 kelahiran hidup. Untuk mengungkapkan lebih maternal dan perinatal angka kematian di Indonesia. Tabel berikut dapat memberikan gambaran.
Perbandingan Angka Kematian Ibu di Asia per 100.000 Kelahiran Hidup perkiraan Tahun 1997 - 1980 an
Negara
|
Kematian IBu/100.000
|
Singapura
|
5
|
Malaysia
|
69
|
Thailand
|
100
|
Philipina
|
142
|
Indonesia
|
390
|
Sri Langka
|
95
|
India
|
630
|
Buthan
|
710
|
Nepal
|
863
|
Mongolia
|
110
|
Myanmar
|
120
|
Dalam menghadapi Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap II ada tiga masalah nasional yaitu upaya untuk mengentaskan kemiskinan, angka kematian ibu dan perinatal yang tinggi, dan peningkatan sumber daya manusia. Selain itu, ada perubahan pola penyakit dalam bentuk infeksi STD dan AIDS, infeksi Hepatitis B, dan penyakit degeneratif.
Di sektor kesehatan masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagai isu sentral pembangunan. Peran bidan dalam proses pengembangan - khususnya mengurangi angka kematian ibu dan perinatal dan khususnya penting di daerah pedesaan.
Latar belakang permasalahan dalam negeri
Kemampuan layanan kesehatan bangsa diukur dengan menentukan angka kematian ibu dan perinatal yang tinggi dan rendah dalam 100.000 lembar kehidupan. Sementara tingkat kesejahteraan bangsa ditentukan oleh sejauh mana gerakan keluarga berencana dapat diterima oleh masyarakat.
Angka mortalitas dan mortalitas ibu masih tinggi. Sebenarnya, mortalitas ini masih bisa dihindari jika penyedia layanan kesehatan dapat memberikan layanan kesehatannya dengan baik. Penyebab kematian ibu masih merupakan "trias klasik," sementara penyebab kematian perinatal terutama oleh "asphyxia trias", infeksi, dan trauma salinan. Mortalitas dan morbiditas ibu dan perinatal juga terkait dengan 80% pertolongan persalinan dan berbagai faktor sosio-kultural dan faktor pelayanan medis.
Angka kematian ibu bervariasi dari 5 hingga 800 per 100.000 kelahiran, sementara kematian perinatal berkisar antara 25 hingga 750 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah berasumsi situasi di Indonesia:
- Perkiraan persalinan
- Pertumbuhan populasi
- Persalinan dukun beranak
- Angka kematian ibu
- Angka kematian perinatal
- Cakupan gerakan keluarga berencana
- Jumlah penduduk tahun 1997
- Perkiraan pertumbuhan seimbang akan tercapai tahun 2020 dengan penduduk Indonesia sekitar
- Pengangguran bertambah setiap tahunnya
- Pertumbuhan ekonomi
- Pendapatan perkapita
- Usia harapan hidup